BANGUNAN - BANGUNAN PADA
ZAMAN MEGALITHIK
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Prasejarah Indonesia
yang dibina oleh Bapak Drs. Slamet Sujud Purnawan
Jati, M. Hum
oleh
Adi Supriyatno 130732607176
Mei Wulandhari 130732616146
Muhammad Nashrulloh 130732607185
Nafisatul Farida 130732607186
Novita Sari 130732616147
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
September
2013
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat
kami selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas
“ Bangunan - Bangunan Zaman Megalitik “. Makalah ini dalam rangka penyusunan
makalah kelompok.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen matakuliah Prasejarah Indonesia Bapak Drs. Slamet Sujud Purnawan
Jati, M. Hum yang telah membimbing penyusun sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menambah kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah “ Bangunan - Bangunan
Zaman Megalitik “ ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Malang,
26 September 2013
Penyusun
A. Asal
Usul Zaman
Megalithikum...................................................................3
Zaman prasejarah adalah zaman ketika
manusia belum mengenal tulisan. Sedangkan zaman sejarah adalah zaman ketika
manusia sudah mengenal dan menggunakan tulisan. Pra berarti sebelum, dan
sejarah yang berarti peristiwa pada masa lampau atau peristiwa yang sudah
pernah terjadi. Zaman prasejarah juga bisa disebut zaman praaksara, yang
artinya zaman belum mengenal aksara atau tulisan.
Setiap daerah memasuki zaman yang
berbeda - beda, cepat tidaknya suatu bangsa memasuki zaman sejarah tergantung
dari tinggi rendahnya tingkat kebudayaan yang sudah mereka miliki dan sudah ada
bukti tertulisnya. Contohnya negara kita Indonesia, diperkirakan memasuki zaman
sejarah pada abad ke 5 dengan ditemukannya sumber tertulis Yupa dari Kerajaan
Kutai, Kalimantan Timur.
Pembagian zaman prasejarah di Indonesia,
para ahli membaginya berdasarkan dua hal, yaitu secara arkeologi dan geologi.
Secara arkeologi masa pembagian ini dibagi menjadi dua yaitu :
1. Zaman Batu
Zaman ini disebut zaman batu karena alat
- alat yang ditemukan pada umumnya masih terbuat dari batu. Zaman batu terbagi
atas zaman Paleolithikum, Mesolithikum, Neolithikum, dan Megalithikum.
2. Zaman Logam
Dalam zaman ini kemampuan manusia
prasejarah dalam membuat alat alat sudah mengalami peningkatan. Zaman Logam
terbagi atas zaman tembaga, perunggu, dan besi
Secara geologi
pembagian ini dibagi menjadi beberapa zaman yaitu, arkaikum, paleozoikum,
mesozoikum, neozoikum.
Rumusan Masalah yang kami
ambil dalam makalah ini adalah
1.
Bagaimana asal mula Zaman Megalitik ?
2.
Apa saja bangunan peninggalan pada Zaman Megalitik ?
Tujuan penulisan dari
makalah ini adalah
1.
Untuk mengetahui asal mula Zaman Megalitik.
2.
Untuk mengetahui bangunan bangunan peninggalan Zaman
Megalitik.
A.
Asal-usul Megalithikum
Pada masa bercocok tanam masyarakat
mempunyai ciri khas yang sesuai dengan penemuan-penemuan barunya. Maka timbul
anggapan bahwa tanah merupakan unsur penting dalam kehidupan. Nilai-nilai hidup
semakin berkembang pada waktu itu sudah
tidak lagi menggantungkan hidupnya pada alam.
Salah satu segi yang menonjol pada
masyarakat ini adalah sikap terhadap alam kehidupan sesudah mati. Mereka
percaya bahwa orang yang meninggal rohnya tidak lenyap tetapi mempunyai
kehidupan dialamnya sendiri. Pada masa ini mayat tersebut ditempatkan pada
susunan batu besar seprti peti batu,bilik batu dan sarkofagus. Dari sinilah
muncul zaman megalitik.
Kata Megalitik berasal dari kata mega
yang berarti besar dan lithos yang
berarti batu. Zaman Megalitikum biasa
disebut dengan zaman batu besar, periode ini ditandai dengan peninggalan
kebudayaan yang terbuat dari batu-batu besar. Beberapa peninggalan megalitik
menurut ahli digunakan sebagai monumen dan tempat ritual menurut kepercayaan
masa itu. Dapat dipastikan bahwa pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan
meningkatkan kebudayaan yang terbuat dari batu-batu besar. Pada zaman ini juga
mulai berkembang dari zaman neolitikum sampai zaman perunggu. Kehidupan manusia
zaman ini sudah teratur dan telah mengenal bentuk pertama sistem pemerintahan
kerajaan.
Pada zaman megalithik pertanian makin
berkembang.mereka tidak hanya menanam umbi-umbian tapi juga menanam padi. Padi
ditanam diladang. Mula-mula hutan dibuka,lalu dibakar setelah itu bibit padi
disebar dan dibiarkan sampai panen tiba. Sementara itu mereka juga pandai
memelihara beberapa hewan ternak dan beberapa jenis unggas lainnya.
B.
BANGUNAN PENINGGALAN ZAMAN
MEGALITHIK
Tradisi bangunan-bangunan megalitik
selalu berdasarkan kepercayaan akan adanya hubungan antara yang hidup dan yang
mati,kepercayaan akan adanya pengaruh yang kuat dari yang telah ati terhadap
kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman. Bangunan megalitik umumnya
dibuat dari batu inti yang utuh kemudian diberi bentuk dan dipahat sesuai
dengan keperluannya. Jadi pengerjaannya sedikit saja (I Wayan Badrika 1997: 6).
Bangunan-bangunan megalitik tersebar
luas di Asia Tenggara. Bentuk bangunannya bermacam-macam,dari bentuk-bentu
tersebut dapat diduga umurnya secara nisbi. Bentuk-bentuk tempat penguburan
dapat berupa dolmen, peti kubur batu, bilik batu, sarkofagus, kalamba/bejana
batu, waruga, batu kandang, dan tamugelang. Di tempat seperti itu juga terdapat
suatu menhir yang digunakan sebagai tempat pemujaan. Sedangkan dolmen juga
mempunyai fungsi untuk pelinggih dikalangan masyarakat megalitik yang telah
maju dan digunakan untuk tempat duduk raja atau kepala suku dan juga tempat
keramat dalam pertemuan dalam upacara yang berhubungan dengan pemujaan arwah
leluhur.
Berikut peninggalan zaman megalitik
adalah :
1. Menhir

(sumber http://lontaraproject.com
diakses pada tanggal 26 September 2013)
2. Dolmen
Dolmen adalah meja dari batu yang
digunakan untuk meletakkan sesaji. Selain itu dolmen digunakan untuk meletakkan
mayat. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan/Jawa Barat, Bondowoso, Jawa Timur dan Jember, Jawa Timur.

(sumber : http://ikisworld.blogspot.com
diakses pada tanggal 26 September 2013)
3. Sarkofagus.

(sumber : http://ikisworld.blogspot.com
diakses pada tanggal 26 September 2013)
4.
Arca Batu

(sumber : http://ikisworld.blogspot.com
diakses pada tanggal 26 September 2013)
5. Waruga
Waruga adalah peti kubur peninggalan
Minahasa pada zaman Megalitikum. Didalam waruga biasanya terdapat tulang
manusia,gigi manusia,periuk tanah liat,benda-benda
logam,pedang,manik-manik,tombak, gelang perunggu,serta piring. Dari jumlah gigi
yang ditemukan didalam waruga dapat diduga bahwa satu waruga tidak untuk satu
individu melainkan untuk satu keluarga.

(sumber : http://ikisworld.blogspot.com
diakses pada tanggal 26 September 2013)
6. Kubur Batu

(sumber : http://ikisworld.blogspot.com
diakses pada tanggal 26 September 2013)
7. Punden Berundak
Punden berundak sering disebut
piramid terras. Punden berundak adalah bangunan
dari batu yang bertingkat
yang biasanya digunakan tempat pemujaan terhadap arwah nenek moyang yang telah
mati. Ditemukan di Lebak sibedug,Banteb selatan dan Lereng bukit Hyang di Jawa
Timur.

(sumber : http://ikisworld.blogspot.com
diakses pada tanggal 26 September 2013)
8. Lesung Batu
Lesung Batu adalah sebuah batu yang
diberi lubang dengan diameter yang dalamnya rata-rata 15 cm. Permukaan batu
dibagi menjadi 4 ruang dengan bingkai-bingkai dan setiap ruang memiliki lubang.
Lesung batu ditemukan di Tanjungara, Tanjungrisihgeramat, Tebingtinggi, Gunung Megang dan Pajar Bulan.
Megalitik berasal dari kata mega yang
berarti besar dan lithos yang berarti
batu. Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, karena pada
zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang terbuat
dari batu - batu besar.
Kebudayaan
ini berkembang dari zaman Neolitikum sampai zaman Perunggu. Pada zaman ini
manusia sudah mengenal kepercayaan. Walaupun kepercayaan mereka masih dalam
tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang, kepercayaan ini
muncul karena pengetahuan manusia sudah mulai meningkat.
Tradisi bangunan-bangunan megalitik
selalu berdasarkan kepercayaan akan adanya hubungan antara yang hidup dan yang
mati,kepercayaan akan adanya pengaruh yang kuat dari yang telah ati terhadap
kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman. Berikut ini bangunan
peninggalan zaman megalitik yaitu menhir, kubur batu, dolmen, sarkofagus,
waruga, arca batu, kubur berunduk, punden berundak, lesung batu.
Sebagai
pemuda Indonesia, kita sudah seharusnya dan ikut tanggung jawab terhadap
bangunan - bangunan peninggalan zaman megalithikum tersebut dengan cara
merawat, menjaga dan tidak merusak bangunan - bangunan tersebut karena bangunan
itu merupakan bukti sejarah yang sangat
autentik bahwa Zaman Megalithikum benar benar ada. Kita juga bisa menceritakan
kepada generasi penerus kita nantinya tentang Zaman Megalithikum dengan menunjukkan
bangunan bangunan pada Zaman Megalithikum tersebut.
Badrika, I. W. 1997. Sejarah Nasional
Indonesia dan Umum 1. Jakarta : Erlangga.
Buana, M. 2013. Indonesia Pusat
Wisata Megalitikum Dunia. http://lontaraproject.com. ( online )
diakses pada tanggal 27 September 2013
I K I. 2012. Peninggalan
Zaman Megalitikum. http://ikisworld.blogspot.com. ( online ) diakses pada tanggal 26
September 2013.
Soejono, R.P dan R.Z. Leirissa. 2010. Sejarah
Nasional Indonesia Jilid I Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta : PT Balai Pustaka ( Persero ).
Sukmono. 1994. Sejarah
Kebudayaan Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Wurjantoro, E. 1996. Sejarah Nasional dan Umum 1. Jakarta :Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
0 komentar:
Posting Komentar