Di zaman serba modern
seperti yang terjadi saat ini mengakibatkan permasalahan kehidupan semakin
beranekaragam. Seiring dengan berjalannya perkembangan zaman modern kali ini
banyak sekali hal hal positif yang dapat kita terima, seperti perkembangan
teknologi, tapi selain hal hal yang postif juga ada hal hal yang berpengaruh
negatif. Salah satu pengaruh negatif adalah permasalahan kehidupan sosial dan
kenalakan remaja yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Kenakalan remaja yang
dimaksud dalam hal ini adalah perilaku yang melanggar hukum. Wujud dari kenakalan
remaja yang banyak dijumpai adalah perkelahian, pemerkosaan, seks diluar nikah,
membolos sekolah dan penyalahgunaan narkoba (Sarwono, 1993:200). Berdasarkan
akibat yang ditimbulkannya bagi para remaja, penyalahgunaan narkoba,
psikotropika maupun zat aditif lainnya,
dicatat merupakan permasalahan terparah dibandingkan dengan kenakalan remaja
yang lainnya. Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa penyalahgunaan narkoba dan
obat terlarang di Indonesia saat ini menjadi hal utama yang semakin meresahkan.
Narkoba atau zat
aditif lainnya dulu dianggap sebagai barang eksklusif yang hanya
diperoleh di tempat - tempat tertentu seperti tempat diskotik dan hanya
digunakan oleh para remaja yang biasanya mengalami broken home atau hanya dari
golongan menengah keatas karena harganya yang cukup mahal, sekarang digunakan
juga oleh anak - anak yang berasal dari keluarga yang harmonis sebagai media
hiburan yang dianggap sebagai lambang kemajuan dalam pergaulan saat ini. Usia
remaja merupakan usia pencarian jati dirinya sendiri, usia dimanakah dia akan
menentukan hodupnya menuju ke tahap kedewasaan.
Hal hal yang
menyebabkan seseorang terjerumus ke penggunaan narkoba sebenarnya merupakan
akibat dari interaksi antara 3 faktor yaitu zat itu sendiri,
masyarakat atau konteks sosial kultural
tempat penyalahgunaan obat itu terjadi serta individu yang bersangkutan.
Pengguna narkoba
biasanya akan mengalami gangguan mental dan perilakunya, karena adanya gangguan
pada sistem saraf pusat di otak yang mengakibatkan terganggunya fungsi alam
pikiran, perasaan atau emosi, dan perilaku. Para pengguna narkoba tidak hanya mengalami gangguan
kesehatan fisik tapi juga datangnya penyakit menular. Menurut Partodiharjo
(2006:33) pemakai narkoba berubah menjadi orang yang egois, eksklusif, paranoid
(selalu curiga), jahat, bahkan tidak peduli terhadap orang lain. Selain itu,
kerusakan yang tidak kalah bahayanya adalah gangguan psikologis serta kerusakan
mental dan moral.
Berdasarkan hasil
wawancara yang peneliti lakukan terhadap enam penyalahguna narkoba, mereka
tetap memiliki motivasi untuk sembuh karena mendapatkan dukungan dan dorongan
dari orang orang dilingkungan sekitar. Menurut mereka motivasi untuk sembuh itu
berasal dari kesadaran diri mereka sendiri, namun motivasi itu akan terus ada
karena mendapatkan dukungan dari orang orang yang ada disekitarnya.
Dalam beberapa tahap
perkembangan manusia, dukungan sosial memang sangat dibutuhkan untuk
perkembangan hidup, begitu juga pada waktu masih remaja. Dukungan sosial yang
dapat diterima dapat membuat seorang individu merasa sangat tenang,
diperhatikan, timbul rasa percaya diri, dan sebagainya (Smet, 1993:117).
Dengan dukungan sosial
membuat remaja penyalahguna narkoba memiliki motivasi untuk sembu sehingga
mereka akan kembali memiliki arti dalam hidupnya. Berdasarkan latar belakang
masalah diatas, maka penulis tertarik ingin melakukan penelitian tentang
hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi sembuh bagi penyalahguna
narkoba.
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat kita ambil adalah
1. Bagaimanakah
hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh bagi para
penyalahguna narkoba ?
Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk
mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh bagi
para penyalahguna narkoba.
1. Manfaat Akademik
Memberikan
pemahaman kepada para remaja bahwa pengguna narkoba dapat sembuh dari kecanduan
narkoba, melalui motivasi pada diri sendiri untuk bisa sembuh
2. Manfaat Praktis
Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan acuan dan informasi yang berarti khususnya pada
remaja penyalahguna narkoba sehingga motivasi untuk sembuh menjadi semakin
meningkat.
Dalam penulisan penelitian
ini, penulis melakukan penelitian pada remaja atau pelajar di Kota Malang dan
beberapa mantan pengguna narkotika di RSU. Saiful Anwar Kota Malang. Penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal 1 November 2013 - 10 November 2013.
Populasi adalah
sekelompok elemen yang lengkap. Populasi dalam penelitian ini adalah
a. Remaja
(usia 17-21 tahun)
b. Penyalahguna
narkoba yang sudah di rehabilitasi di RSU. Syaiful Anwar, Malang, Jawa Timur.
- Jenis Data
a. Data
Kuantatif yaitu data yang berbentuk
pengolahan angka atau bilangan atau data numerik untuk menghasilkan penafsiran
yang kuat.
- Sumber Data
a. Data
Primer adalah data yang diperoleh melalui hasil penelitian langsung terhadap
objek yang diteliti langsung. Data tersebut diperoleh melalui metode wawancara.
b. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari
tulisan ( buku-buku, dan hasil penelitian ) dan dari informasi pihak pihak yang
berkaitan dengan kajian yang diteliti.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Riset kepustakaan, adalah suatu
metode pengumpulan data dengan cara melakukan peninjauan pustaka dari berbagai
sumber seperti buku yang menyangkut
teori- teori yang relevan dengan masalah yang dibahas.
2. Riset lapangan, adalah metode
pengumpulan data yang dilakukan di lokasi ( objek penelitian ) secara langsung,
yang kami lakukan dengan
a. Wawancara, untuk mengetahui mengenai
dampak narkotika secara langsung kepangamantan pengguna narkotika.
A. Motivasi
Untuk Sembuh pada Remaja Penyalahguna Narkoba
1. Jenis - Jenis Narkoba.
Menurut Partodiharjo (2006:11)
narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan aditif
lainnya. Narkoba dibagi dalam tiga jenis yaitu
a.
Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat dari tanaman
maupun bukan tanaman, yang dapat menyebabkan penurunan atau bahkan hilangnya
kesadaran. Zat ini dapat mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan efek ketergantungan karena adanya daya ketagihan, penyesuaian dan
kebiasaan yang sangat tinggi.
Menurut Haryanto menyebutkan pembagian
narkotika menjadi 3 golongan yaitu
1.
Golongan I
Adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya
diktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu
pengetahuan. Contoh : ganja, heroin, kokain.
2.
Golongan II
Adalah narkotika yang memiliki daya adiktif
kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, dan
betametadol.
3.
Golongan III
Adalah narkotika yang memiliki daya adiktif yang
ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein.
b.
Psikotropika.
Psikotropika adalah obat bukan narkotika yang
memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal perilaku.
Menurut Agoes Noegroho dalam blognya
mengatakan bahwa psikotropika dibagi menjadi 4 golongan yaitu
Golongan I
1.
Hanya untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan.
2.
Tidak digunakan dalam terapi.
3.
Potensi sindrom ketergantungan amat kuat.
4.
Contoh : LSD, ekstasi.
Golongan II
1.
Untuk pengobatan.
2.
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
3.
Potensi sindrom ketergantungan kuat.
4.
Contoh : sabu dan sekobarbital.
Golongan III
1.
Untuk pengobatan atau terapi.
2.
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
3.
Potensi sindrom ketergantungan sedang.
4.
Contoh : pentazosine
Golongan IV
1.
Untuk pengobatan atau terapi.
2.
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
3.
Potensi sindrom ketergantungan ringan.
4.
Contoh : diazepam, triazolam, halozepam.
c.
Bahan Adiktif Lain
Golongan adiktif lain adalah zat zat selain
narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan. Contoh :
rokok, alkohol dan minuman lainnya yang dapat menyebabkan seseorang menjadi
ketergantungan.
Berdasarkan pengertian
diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa zat yang termasuk narkoba adalah
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain
Motivasi menurut Sarwono
(1993:3) adalah dorongan bertindak untuk memuaskan kebutuhan. Dorongan itu
diwujudkan dalam bentuk tindakan. Motivasi itu timbul karena adanya suatu
kebutuhan atau keinginan yang harus dipenuhi dan keinginan itu akan mendorong
individu untuk melakukan suatu tindakan agar tujuannya tercapai. Sedangkan
menurut Handoko (1992:9) motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat
dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan
tingkahlakunya.
Berdasarkan dua definisi
diatas dapat kita simpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang disadari yang
dapat membangkitkan, mengarahkan perilaku individu untuk melakukan tindakan
yang tertuju pada suatu tujuan tertentu yaitu sembuh kembali dari sakit,
sehingga tindakan tersebut dapat memenuhi kebutuhan yang ada.
Remaja pengguna narkoba
adalah orang - orang yang sedang berusia dalam masa peralihan menuju masa
dewasa yaitu berusia antara 12 sampai 21 tahun yang menyalahgunakan obat -
obatan yang seharusnya tidak digunakan untuk pengobatan, tetapi obat - obat itu
digunakan untuk kenikmatan atau ketenangan sehingga akan mengalami suatu
ketergantungan.
Dan dapat disimpulkan
bahwa motivasi untuk sembuh pada remaja penyalahguna narkoba adalah suatu
dorongan untuk membangkitkan,
mengarahkan, dan menggerakkan yang ada pada diri individu yang berada di
usia antara 12 sampai 21 tahun untuk sembuh kembali ke keadaan sehat dari
ketergantungan narkoba.
3.
Faktor - faktor yang
Mempengaruhi Motivasi untuk Sembuh
Mechanic
dalam Sarwono (1993:35) menyebutkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan
individu bereaksi terhadap penyakit dan menentukan pengobatan adalah
a.
Dikenalinya
atau dirasakan gejala atau tanda yang menyimpang dari keadaan biasa
b.
Banyaknya
gejala yang dianggap serius dan diperkirakan menimbulkan bahaya.
c.
Dampak
gejala itu terhadap hubungan dengan keluarga, hubungan kerja, dan kegiatan
sosial lainnya.
d.
Frekuensi
dari gejala - gejala dan tanda - tanda yang tampak dan persistensinya.
e.
Nilai
ambang dari mereka yang terkena gejala itu.
f.
Informasi
pengetahuan dan asumsi budaya tentang penyakit itu.
g.
Perbedaan
pandangan terhadap gejala yang dikenalinya.
h.
Adanya
kebutuhan untuk bertindak atau berperilaku mengatasi gejala sakit itu.
i.
Tersedianya
sarana kesehatan, kemudahan mencapai sarana tersebut, tersedianya biaya.
Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa faktor
motivasi untuk sembuh yaitu dikenalinya atau dirasakannya gejala atau tanda
yang menyimpang dari keadaan biasa, banyaknya gejala yang dianggap serius dan
diperkirakan menimbulkan bahaya, adanya kebutuhan untuk bertindak atau
berperilaku mengatasi gejala sakit itu, tersedianya sarana kesehatan, merasa
belum sepenuhnya mengembangkan potensi yang dimiliki, adanaya suport dari
anggota keluarga lainnya dan teman yang merasa diperhatikan, merasa dihargai
dan dibutuhkan kehidupannya.
4.
Aspek - aspek Motivasi
untuk Sembuh
Secara umum motivasi memiliki aspek-aspek
yaitu :
a. Memiliki
sikap positif
Menunjukkan adanya kepercayaan diri
yang kuat, optimis dalam menghadapi segala hal
b. Berorientasi
pada pencapaian suatu tujuan
menunjukkan bahwa
motivasi menyediakan suatu orientasi tujuan tingkah laku yang diarahkan pada sesuatu.
c. Kekuatan yang mendorong individu
Kekuatan akan mendorong
individu untuk melakukan sesuatu, kekuatan itu berasal dari diri sendiri,
lingkungan sekitar.
1. Pengertian Dukungan Sosial
Menurut Smet (1992:463)
mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan pertolongan dan semangat yang
diberikan oleh orang lain dalam kehidupan seseorang. Melalui dukungan sosial,
kesejahteraan psikologis akan meningkat karena adanya perhatian dan pengertian
akan menimbulkan perasaan memiliki, meningkatkan harga diri.
Sedangkan menurut Sarafino
(2006) dalam Teguh Susanto mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan cara
untuk menunjukkan kasih sayang, kepedulian, dan penghargaan untuk orang lain.
Individu yang menerima dukungan sosial akan merasa dirinya dicintai, dihargai,
berharga, dan merupakan bagian dari lingkungan sosialnya. Dukungan sosial
diperoleh dari interaksi antar individu dengan orang lain dalam lingkungannya,
dan bisa berasal dari siapa saja seperti keluarga, pasangan, teman. Kenyamanan
emosional yang diterima individu dari dukungan sosial akan dapat melindungi
individu dari konsekuensi stres yang menimpanya.
Dukungan
sosial tersebut dapat berupa pemberian informasi, pemberian materi yang didapat
dari hubungan sosial yang akrab atau hanya disimpulkan dari keberadaan mereka
yang membuat individu merasa diperhatikan. Dukungan sosial dapat berasal dari
keluarga, teman di lingkungan sekitar (Effendi, 1999:218). Selain itu dukungan
sosial dapat juga diperoleh dari pasangan hidup dan sahabat. Dan dapat disimpulkan
bahwa dukungan sosial adalah pertolongan, semangat dan pemberian bantuan yang
berasal dari keluarga, sahabat dalam bentuk fisik, instrumental, emosi dan
penghargaan yang berarti bagi individu sehingga individu yakin bahwa ternyata
dirinya masih disayangi.
Menurut
Sarafino (2006) dalam Teguh Susanto mengatakan jenis jenis dukungan sosial ada
lima bentuk yaitu :
a. Dukungan
Emosional
Dukungan emosional merupakan
ekspresi dari kepercayaan, perhatian, dan perasaan didengarkan. Kesediaan untuk
mendengarkan keluhan seseorang akan memberikan dampak positif sebagai sarana
pelepasan emosi, mengurangi kecemasan, membuat individu merasa nyaman, tenteram, diperhatikan.
b. Dukungan
penghargaan
Dukungan penghargaan terjadi
melalui ungkapan penghargaan yang
positif untuk individu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan
atau perasaan individu, dan perbandingan positif individu dengan individu lain.
Individu melalui interaksi dengan orang lain, akan dapat mengevaluasi dan
mempertegas keyakinannya dengan membandingkan pendapat, sikap, keyakinan, dan
perilaku orang lain.
c. Dukungan
instrumental
Dukungan instrumental mencakup
bantuan langsung yang dapat berupa jasa, waktu atau uang. Dukungan ini membantu
individu dalam melaksanakan aktivitasnya.
d. Dukungan
informasi
Dukungan ini membantu individu
mengatasi masalah dengang cara memperluas wawasan dan pemahaman individu
terhadap masalah yang dihadapi. Selain itu dukungan informatif ini juga
membantu individu mengambil keputusan karena mencakup mekanisme penyediaan
informasi, pemberian nasihat.
e. Dukungan
jaringan sosial
Dukungan jaringan sosial mencakup
perasaan keanggotaan dalam kelompok
Berdasarkan jenis dukungan sosial diatas, maka dalam penelitian
ini kami akan menggunakan jenis dukungan sosial seperti diatas kecuali dukungan
jaringan sosial, yaitu meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan,
dukungan instrumental, dan dukungan informatif. Penulis mengunakan jenis
dukungan sosial ini karena empat jenis dukungan sosial ini yang diperlukan orang
pada keadaan yang stres, seperti para penyalahguna narkoba yang ingin sembuh
dari ketergantungan.
C.
Hubungan Antara Dukungan
Sosial dengan Motivasi Untuk Sembuh pada Remaja Penyalahguna Narkoba
Narkoba yang terdiri dari
narkotika, psikotropika dan zat adiktif ini merupakan obat - obatan yang bisa
menimbulkan ketergantungan sebab narkoba memiliki ketagihan yang sangat berat,
penyesuaian dan kebiasaan yang sangat tinggi. Usia remaja merupakan usia yang
menempati peringkat teratas pada kasus penyalahgunaan narkoba.
Penyalahgunaan obat yang telah
menjurus pada ketergantungan obat dapat mengakibatkan bukan saja kerusakan
fisik, yaitu terjadinya gangguan - gangguan fisik pada individu, tetapi juga
kerusakan mental, emosi, dan masalah sikap hidup bermasyarakat. Ketergantungan
obat yang kronis dapat merusak pikiran, perasaan, dan perilaku individu karena
ketidakmampuan sosial, disik maupun psikologis yang dialaminya. Selain itu,
penyakit seperti HIV/AIDS, hepatitis,
dan sifilis juga bisa menular di kalangan penyalahguna narkoba melalui jarum suntik yang mereka
pergunakan secara bergantian (Partodiharjo, 2006:35).
Bagi para pengguna
narkoba, kesadaran dan kesungguhan dari diri sendiri merupakan modal utama agar
mereka bisa lepas dari ketergantungan. Kesadaran diri timbul karena adanya
dukungan sosial yang diberikan oleh orang-orang terdekat disekitar lingkungan
tempat tinggal para remaja penyalahguna narkoba. Dari hasil wawancara, alasan
utama para penyalahguna narkoba
termotivasi untuk sembuh adalah karena mereka mendapatkan dukungan dari
orang-orang terdekat mereka, baik dari keluarga maupun teman-teman di
lingkungan mereka.
Motivasi untuk
sembuh pada remaja pengguna narkoba adalah suatu daya atau dorongan yang
membangkitkan, mengarahkan dan menggerakkan yang ada pada diri remaja untuk
pulih kembali ke keadaan sehat badan dari ketergantungan narkoba.
Beberapa alasan
yang dikemukakan oleh para penyalahguna narkoba yang dapat menimbulkan motivasi
untuk sembuh dari ketergantungan narkoba tersebut yaitu dirasakannya gejala
atau tanda yang menyimpang dari keadaan biasa, banyaknya gejala yang dianggap
serius dan dapat menimbulkan bahaya, adanya kebutuhan untuk bertindak atau
berperilaku mengatasi gejala sakit itu, ingin lepas dari rasa sakit yang
mengganggu aktivitas sehari-hari, merasa belum banyak berbuat baik bagi orang
lain serta banyak mendapat dukungan dari keluarga dan teman sehingga masih
merasa diperhatikan, dihargai dan dibutuhkan dalam kehidupan selanjutnya.
Usaha untuk
mengatasi masalah penyalahgunaan narkoba pada remaja tidaklah lepas dari
pengaruh dukungan sosial, terutama dukungan yang didapatkan dari orang yang
berarti bagi individu tersebut, seperti orang tua, pacar atau sahabat.
Dukungan sosial
didefinisikan sebagai suatu kesenangan, perhatian, penghargaan yang dirasakan
dari orang lain. Dukungan sosial dari orang-orang terdekat, baik dari teman
maupun keluarga sangat penting dalam proses penyembuhan.
Dukungan sosial
yang diterima individu akan memotivasi para remaja untuk sembuh dari
ketergantungan narkoba. Dukungan emosional seperti empati, kepedulian dan
perhatian dari orang-orang disekitar dapat membuat individu merasa tenang,
diperhatikan, timbul rasa percaya diri, dan sebagainya. Hal-hal seperti ini memiliki
arti yang besar dalam kehidupan seseorang terutama pada saat stres.
Bagi para remaja
penyalahguna narkoba yang mendapatkan dukungan sosial berupa dukungan
penghargaan yang cukup dari lingkungannya. Dukungan sosial yang didapat dari
lingkungan sekitarnya akan menimbulkan perasaan atau sikap positif terhadap
diri sendiri sehingga remaja dapat termotivasi untuk sembuh dari ketergantungan
narkoba.
Orang yang
memperoleh dukungan sosial yang tinggi mengalami hal yang positif dalam
kehidupannya, mempunyai harga diri yang lebih tinggi dan mempunyai pandangan
lebih optimis terhadap kehidupannya dibandingkan dengan orang yang mendapatkan
dukungan sosial yang rendah (Effendi, 1999: 218).
D. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan
kepustakaan di atas maka diajukan sebuah hipotesis sebagai berikut : Ada
hubungan positif antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh pada
remaja penyalahguna narkoba. Semakin tinggi dukungan sosial maka akan semakin
tinggi pula motivasi untuk sembuh pada remaja penyalahguna narkoba, sebaliknya
semakin rendah dukungan sosial maka semakin rendah pula motivasi untuk sembuh
pada remaja penyalahguna narkoba.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil
wawancara secara langsung diperoleh beberapa responden yang merupakan mantan
pengguna narkotika dan juga masih ada yang masih ketergantungan narkotika.
Sebagian dari mereka mengatakan menggunakan narkotika atas dasar coba-coba.
Sebagian dari itu, beberapa orang juga mengatakan bahwa faktor keluarga dan
lingkungan pergaulan mereka. Mereka banyak yang masih belum mengerti atau paham
mengenai dampak apa yang ditimbulkan jika memakai narkoba. Mereka menggunakan
narkotika dari teman sebaya atau teman nongkrongnya. Jenis narkoba yang sering
mereka gunakan adalah narkotika suntik dan ganja.
Tujuan
mereka menggunakan narkotika adalah untuk menenangkan jiwa mereka terhadap
masalah keluarga ataupun lingkungan sekitar. Tapi setelah mereka sadar bahwa
narkotika banyak mengandung kerugian bagi kesehatan diri mereka sendiri, mereka
berusaha untuk mencoba berhenti menggunakan narkoba, dengan datang ke tempat
rehabilitasi di RSU Saiful Anwar ini. Mereka mengakui bahwa sangat sulit untuk
berhenti narkoba bagi yang sudah kecanduan, tapi mereka mempunyai keinginan dan
kemauan yang kuat untuk berhenti menggunakan narkoba tersebut.
Mereka
mempunyai keinginan yang kuat untuk berhenti agar tidak ketergantungan lagi
dengan narkoba atau zat adiktif lainnya. Mereka berpikiran bahwa, mereka ingin
hidup berguna bagi orang - orang yang ada disekitarnya, seperti teman, keluarga,
pacar ataupun juga sahabat. Selain alasan itu mereka juga ingin merasakan tidak
sakit - sakitan setiap harinya, mereka ingin bebas dari sakit - sakitan
tersebut.
Berdasarkan
hasil wawancara kami, mereka tidak sedikit mengatakan bahwa kesadaran dan kesungguhan dari diri sendiri merupakan modal
utama agar mereka bisa lepas dari ketergantungan. Kesadaran diri timbul karena
adanya
dukungan
sosial yang diberikan oleh orang-orang terdekat disekitar lingkungan tempat
tinggal para remaja penyalahguna narkoba. Dari hasil wawancara, alasan utama
para penyalahguna narkoba termotivasi
untuk sembuh adalah karena mereka mendapatkan dukungan dari orang-orang
terdekat mereka, baik dari keluarga maupun teman-teman di lingkungan mereka.
Maka dari itu mereka datang ke tempat rehabilitasi narkoba ini yang bertempat
di RSU Syaiful Anwar untuk benar benar ingin berhenti mengkonsumsi narkoba. Dan
mereka tidak mau lagi behubungan dengan yang namanya narkoba, karena mereka
sadar narkoba justru membawa pengaruh negatif bagi kehidupannya, baik fisik
maupun mental/batin.
B. Uji Hipotesis
Hasil analisis menunjukkan ada hubungannya, yang artinya ada
hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dan motivasi
untuk sembuh pada remaja penyalahguna narkoba.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis yang diajukan, diperoleh bahwa hipotesis diterima, yaitu ada hubungan
positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk
sembuh pada remaja penyalahguna narkoba. Dengan demikian hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini diterima. Penelitian ini menunjukkan bahwa remaja
penyalahguna narkoba yang memiliki dukungan sosial yang tinggi akan memiliki
motivasi untuk sembuh yang tinggi. Sebaliknya remaja penyalahguna narkoba yang
memiliki dukungan sosial yang rendah akan memiliki motivasi untuk sembuh yang
rendah pula.
Dukungan sosial yang
diberikan oleh keluarga, sahabat, maupun teman di lingkungan sekitar
menyebabkan remaja penyalahguna narkoba memiliki motivasi untuk sembuh.
Bentuk-bentuk dukungan sosial yang diterima individu dapat berupa dukungan
emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi serta penilaian yang
positif. Individu yang memperoleh dukungan sosial yang tinggi mengalami hal
yang positif dalam kehidupannya, mempunyai harga diri yang lebih tinggi dan
mempunyai pandangan lebih optimis terhadap kehidupannya dibandingkan dengan
individu yang mendapatkan dukungan sosial yang rendah.
Dukungan sosial berperan
penting dalam memelihara keadaan psikologis individu yang mengalami tekanan.
Dukungan tersebut melibatkan hubungan sosial yang berarti sehingga dapat
menimbulkan pengaruh positif yang dapat mengurangi gangguan psikologis sebagai
pengaruh dari tekanan. Melalui dukungan sosial, kesejahteraan psikologis akan
meningkat karena adanya perhatian dan pengertian akan menimbulkan perasaan
memiliki, meningkatkan harga diri, dan kejelasan identitas diri serta memiliki
perasaan positif mengenai diri sendiri.
Dukungan sosial yang
diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, dicintai, timbul
rasa percaya diri, dan sebagainya. Hal ini sangat mendorong timbulnya motivasi
untuk sembuh pada remaja penyalahguna narkoba. Dukungan sosial ternyata
memberikan suara terbanyak terhadap motivasi untuk sembuh pada remaja
penyalahguna narkoba.
Dari keempat jenis dukungan
sosial, dukungan instrumental yang memiliki suara terbanyak terhadap motivasi
untuk sembuh pada remaja penyalahguna narkoba. Hasil ini menunjukkan bahwa
remaja penyalahguna narkoba memiliki motivasi untuk sembuh yang tinggi. Dukungan
sosial yang dimiliki oleh para remaja penyalahguna narkoba berada pada taraf yang
cukup tinggi.
Penelitian ini tidak lepas
dari beberapa kelemahan. Walaupun hipotesis penelitian ini terbukti namun
penelitian ini masih membutuhkan banyak perbaikan. Adapun kelemahan-kelemahan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Pengambilan
data hanya dilakukan satu kali saja. Data tersebut digunakan sebagai uji coba
sekaligus data penelitian.
b. Berkaitan
dengan kondisi testing dan lokasi tempat yang terkadang membuat subyek dalam
memberikan jawaban dipengaruhi oleh orang lain.
d. Peneliti
tidak memperhatikan lamanya waktu penyalahgunaan narkoba yang dapat
mempengaruhi besar kecilnya motivasi untuk sembuh pada remaja penyalahguna
narkoba.
Ada
hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh
pada remaja penyalahguna narkoba. Hal ini menunjukkan bahwa, semakin tinggi
dukungan sosial yang mereka dapat dari lingkungan sekitar, maka semakin tinggi
pula motivasi mereka untuk sembuh. Begitu pula sebaliknya, rendahnya dukungan
sosial yang mereka terima, berpengaruh rendah juga terhadap motivasi mereka
untuk sembuh pada narkoba. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesa yang kami lakukan
dapat diterima.
Sesuai dengan hasil
penelitian, maka berikut ini ada beberapa saran yang disajikan yaitu :
1. Bagi para remaja penyalahguna narkoba,
diharapkan untuk bisa :
1) Menerima
dan merasakan dukungan sosial yang sudah dimiliki sehingga dapat memacu untuk
lebih termotivasi dalam kesembuhan diri dari narkoba.
2) Bersikap
lebih terbuka terhadap keluarga, sahabat maupun teman dekat agar saat
menghadapi masalah orang-orang terdekat di lingkungan dapat membantu memecahkan
masalah tersebut.
2. Bagi keluarga dan rekan-rekan korban narkoba.
Diharapkan bagi keluarga, teman-teman dekat remaja penyalahguna
narkoba untuk bisa lebih memberikan dukungan sosial terutama dukungan
instrumental serta dukungan penghargaan yang meliputi penyediaan sarana dan
prasarana secara langsung yang mendukung timbulnya motivasi untuk sembuh pada
remaja penyalahguna narkoba.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, R.W. 1999. Hubungan Antara
Perilaku Coping dan Dukungan Sosial dengan kecemasan pada Ibu Hamil Anak
Pertama. Anima. Surabaya : Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
Handoko, M. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta
: Kanisius.
Partodiharjo, S. 2006. Kenali Narkoba
dan Musuhi Penggunaannya. Jakarta : PT Glora Aksara Pratama.
Sarwono, S.W. 1993. Sosiologi
Kesehatan : Beberapa Konsep Serta Aplikasinya. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta
: PT Grasindo.
Noegroho, A. 2011. Mengenal
Penggolongan Narkotika dan Psikotropika. http://agoes-n-ff04.web.unair.ac.id/artikel_detail-35300-Napza-Mengenal%20Penggolongan%20Narkotika%20dan%20Psikotropika.html.
(online) diakses pada tanggal 11 November 2013.
Haryanto. 2012. Pengertian
Narkoba dan Jenis - Jenis Narkoba. http://belajarpsikologi.com/pengertian-narkoba/.
(online) diakses padatanggal 13 November 2013.
Sutanto, T.
2011. Dukungan Sosial. http://jalurilmu.blogspot.com/2011/10/dukungan-sosial.html.
(online) diakses pada tanggal 13 November 2013.
LAMPIRAN
Nama : Suyatno
Umur : 20 th
1. Sejak kapan
anda menggunakan narkotika?
Saya mengenal narkoba itu awalnya dari teman saya
waktu saya masih duduk dibangku SMA, saya dulu ikut dalam golongan anak - anak
jalanan. Disitulah saya mulai mengenal narkoba itu.
- Apa yang melatarbelakangi anda untuk menggunakan narkotika?
Saya
menggunakan narkoba karena saya ingin merasakan sedikit seperti teman teman
saya yang sudah memakai narkoba, saya ingin tahu bagaimana rasanya memakai
narkoba itu. Dan lama kelamaan saya jadi ketergantungan dengan itu, narkoba itu
ibarat separuh hidup saya. Jika saya tidak menggunakan narkoba sebulan, badan
saya terasa sakit - sakit semua. Pada waktu itu keluarga saya tidak tahu kalau
saya menggunakan narkoba, saya menyembunyikan semuanya dari keluarga saya.
3. Apakah anda
pernah mengalami masalah kesehatan sebagai akibat dari penggunaan narkotika?
Sering sekali, ya seperti yang sudah saya sebutkan
dipertanyaan sebelumnya. Jika saya tidak memakai narkoba sminggu saja, badan
saya akan terasa sakit - sakit semua.
- Apakah anda punya keinginan untuk berhenti menggunakannya ?
Sangat ingin sekali, karena saya
sudah lelah sakit sakitan terus setiap hari, saya ingin hidup bebas dengan
tidak sakit sakitan. Karena narkoba mempunyai dampak yang sangat buruk sekali
buat saya. Selain gangguan kesehatan, saya juga dijauhi oleh keluarga dan warga
sekitar saya. Tapi sejak keluarga saya mengetahui saya ingin berhenti
menggunakan narkotika, mereka sangat mensuport saya akan hal itu. Mereka
memberikan waktunya untuk saya.
Nama : Eko Sutrisno
Umur : 21 tahun
1. Apakah
anda ingin berhenti menggunakan narkoba ?
Sangat ingin sekali
2. Apa
yang melatarbelakangi anda ingin berhenti menggunakan narkoba ?
Pertama dari keluarga
saya, keluarga saya sangat mensuport saya akan hal ini. Karena keluarga saya
tau jika terus terusan menggunakan benda ini, umur saya tidak akan lama.
Kesehatan saya sangat terganggu, saya sering sakit sakitan.
Kedua adalah teman
lingkungan saya, mereka sangat mendukung karena kita sahabat jadi mereka tidak
ingin sahabatnya masuk ke hal hal yang negatif seperti ini. Mereka memberikan
dukungan sosial seperti sering kerumah saya untuk kumpul - kumpul bersama.
Ketiga adalah pacar
saya, saya hampir putus dengan pacar saya karena dia tau kalau saya menggunakan
narkoba. Maka dari itu, saya tidak mau putus dan janji untuk berhenti
menggunakan narkoba.
Nama : Wawan Gunawan
Umur : 20 th
1. Apakah anda
pernah mengalami masalah kesehatan sebagai akibat dari penggunaan narkotika?
Sering sekali, badan terasa mudah lelah, seing menguap
dan mengantuk, lemas dan lain lainnya.
Apakah
anda punya keinginan untuk berhenti menggunakannya ?
Ingin sekali.
3. Faktor
apa yang bisa mempengaruhi anda sehingga anda ingin berhenti menggunakan
narkoba ?
Kita
sendiri, kesadaran dan kesungguhan dari diri sendiri merupakan modal utama agar
kita bisa lepas dari ketergantungan. Kesadaran diri timbul karena adanya
dukungan sosial yang diberikan oleh orang-orang terdekat disekitar lingkungan
tempat tinggal saya. Alasan utama saya
untuk sembuh adalah karena mereka mendapatkan dukungan dari orang-orang
terdekat saya, baik dari keluarga maupun teman-teman di lingkungan tempat tinggal saya.
Nama : Agus Wahyudi
Umur : 21 tahun
1. Tujuan
apa anda menggunakan narkoba ?
Tujuan saya menggunakan
narkotika, untuk menenangkan jiwa saya terhadap masalah keluarga ataupun
lingkungan sekitar saya. Tapi setelah saya sadar bahwa narkotika banyak
mengandung kerugian bagi kesehatan diri saya sendiri, saya berusaha untuk
mencoba berhenti menggunakan narkoba, dengan datang ke tempat rehabilitasi di
RSU Saiful Anwar ini. Saya mengakui
bahwa sangat sulit untuk berhenti narkoba bagi yang sudah kecanduan, tapi
mereka mempunyai keinginan dan kemauan yang kuat untuk berhenti menggunakan
narkoba tersebut. Maka dari itu dengan berada di tempat ini saya ingin berhenti
menggunakan narkoba, saya ingin hidup sehat seperti remaja pada umumnya.
Nama : Diantri Wulandari
Umur :19 th
1. Maaf
sebelumnya, anda adalah seorang perempuan, menagapa anda menggunakan narkoba ?
Saya menggunakan
narkoba karena keluarga saya lagi broken home pada waktu itu. Saya menggunakan
narkoba ingin merasa ketenangan, saya jenuh dirumah mendengarkan keluarga saya
yang setiap hari bertengkar terus. Maka dari itu saya menggunakan narkoba ini
untuk ketenangan pikiran saya.
2. Apa
yang membuat anda ingin berhenti menggunakan narkoba ?
Saya merasa tidak
bersyukur saja, karena dengan menggunakan narkoba secara tidak langsung umur
saya tidak akan lama seperti remaja pada umumnya. Saya harus berpikir dewasa,
bahwa keluarga yang broken home itu merupakan takdir dari Tuhan, ini merupakan
cobaan dari Tuhan.
Bukannya saya membantu
menyelesaikan masalah keluaga saya, saya justru menambah masalah dalam keluarga
saya. Dan dari situlah saya ingin taubat, saya ingin berpikir dewasa mulai saat
ini, dan meyeleksi segala pengaruh buruk yang datang kepada saya. Saya
berpikiran bahwa ini sudah jalan takdir yang harus saya jalani.
0 komentar:
Posting Komentar